Bengkulu – eksisberita.com
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Forum BUKIT KABA 2025 (Bincang Urusan Ekonomi dan Kebijakan Terintegrasi Kajian dan Statistik Terbaru) di Aula Hotel Sepanak, Curup, Kabupaten Rejang Lebong. 24/07.
Forum ini menjadi bagian dari upaya strategis Bank Indonesia untuk memperkuat fungsi advisory, penyebaran hasil kajian dan data, serta koordinasi antar lembaga guna mendukung ketahanan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah dataran tinggi Bengkulu.
Forum tersebut melibatkan kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah dengan menghadirkan narasumber dari Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu. Hadir pula sejumlah kepala daerah, di antaranya Bupati Rejang Lebong Muhammad Fikri Thobari, Wakil Bupati Kepahiang Abdul Hafidz, dan Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Lebong Nurbaiti, yang mewakili Bupati Lebong. Forum ini juga diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari organisasi perangkat daerah (OPD), sektor perbankan, pelaku usaha, serta kalangan akademisi di wilayah Rejang Lebong dan sekitarnya.
Dalam forum ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Wahyu Yuwana Hidayat, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu Mohamad Irfan Surya Wardana, dan Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal menyampaikan paparan penting terkait kondisi makroekonomi, kebijakan fiskal dan belanja daerah, serta potensi ekonomi di wilayah dataran tinggi.
Selain itu, Bupati Rejang Lebong, Wakil Bupati Kepahiang, dan Plt. Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Lebong turut memberikan pandangan dan langkah strategis dalam menghadapi tantangan pembangunan daerah.
Data terbaru menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi nasional masih terjaga meski dihadapkan pada ketidakpastian global. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,87 persen (yoy), sementara Provinsi Bengkulu mencatat angka yang hampir sama, yakni 4,84 persen (yoy).
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh sektor pertanian, perdagangan, dan transportasi. Wilayah dataran tinggi menjadi tulang punggung ketahanan pangan dengan produk unggulan seperti padi, jagung, cabai, bawang, kopi, dan berbagai hasil hortikultura.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Wahyu Yuwana Hidayat menegaskan perlunya sinergi antara kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, dan sistem pembayaran.
”Fokus pembangunan di dataran tinggi Bengkulu diarahkan pada penguatan hilirisasi pertanian dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam. Selain itu, pengembangan infrastruktur konektivitas antar tiga kabupaten perlu diperkuat, disertai sinergi dalam forum komunikasi dan koridor ekonomi, serta pengembangan investasi dan pariwisata yang terpadu,” ujarnya.
Dari sisi fiskal, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu Mohamad Irfan Surya Wardana menyatakan bahwa optimalisasi Transfer ke Daerah (TKD) dan peningkatan efektivitas belanja publik menjadi hal utama.