Berbagai langkah konkret telah dilakukan untuk mengantisipasi potensi gejolak harga sejak dini. Langkah-langkah tersebut antara lain pelaksanaan operasi pasar murah, pemantauan harga harian secara intensif di pasar tradisional, serta penguatan cadangan pangan melalui kerja sama dengan Perum Bulog.
“Berkat sinergi tersebut, harga kebutuhan pokok dapat dijaga stabilitasnya, inflasi tetap pada level aman, dan kesejahteraan masyarakat dapat terpelihara,” tambah Herwan.
Herwan Antoni turut menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi lintas sektor dan lintas daerah dalam menghadapi tantangan ke depan, terutama potensi gangguan pasokan akibat perubahan iklim yang dapat memengaruhi produksi pertanian.
“Kunci utama menghadapi tantangan inflasi ke depan adalah memperkuat kolaborasi dan sinergi. TPID Bengkulu harus aktif berjejaring dengan daerah lain, belajar dari keberhasilan provinsi atau kabupaten lain dalam program pengendalian inflasi maupun penerapan digitalisasi layanan publik,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Herwan Antoni menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bank Indonesia atas kolaborasi dan dukungan yang konsisten dalam upaya pengendalian inflasi di Provinsi Bengkulu, mulai dari penyediaan data dan kajian hingga fasilitasi kegiatan di lapangan.
Sementara itu, Plt. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Fajar Setiawan, dalam kesempatan yang sama berharap para pelaku usaha, khususnya di sektor beras, dapat lebih bersemangat dalam menyalurkan beras SPHP kepada masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya menjaga integritas dan menghindari praktik melanggar hukum seperti penimbunan atau manipulasi harga yang dapat merugikan masyarakat. *** rls. Budi. R